15 November, 2017

Genghis Khan dan Elangnya


Genghis Khan, pendiri kekaisaran Mongol pergi berburu. Para sahabatnya membawa busur dan anak panah, tapi Genghis Khan membawa elang kesayangannya. Di tengah perburuan, Genghis Khan terpisah dari rombongan hingga ia merasa sangat lelah dan haus. Sementara saat itu musim panas, semua sungai mengering, dan ia tidak bisa menemukan apapun untuk diminum. Kemudian, dengan takjub, ia melihat selarik air yang mengalir dari batu di depannya.

Murah Hati dan Tulus

Di suatu desa hiduplah seorang petani miskin, di gubuk tua itu ia hidup berdua bersama istrinya. Suatu hari ia meminta ijin kapada istrinya untuk bertandang ke rumah pendeta mereka yang tinggal di desa tetangga yang jauh. Ia ingin membawakan ole-ole untuk pendeta namun mereka tidak punya apa-apa yang cukup pantas untuk dibawa. Saat akan pergi, istinya ingat akan singkong yang masih

Filsuf vs Nelayan


Ada seorang filsuf yang menaiki sebuah perahu kecil ke suatu tempat. Karena merasa bosan dalam perahu, kemudian dia pun mencari pelaut untuk berdiskusi.
Filsuf menanyakan kepada pelaut itu: ” Apakah Anda mengerti filosofi?”
“Tidak mengerti.” Jawab pelaut.
“Wahh, sayang sekali, Anda telah kehilangan setengah dari seluruh kehidupan Anda.

Kepahitan Hati Sonde Ada Guna

Suatu ketika, hiduplah seorang tua yang bijak. Pada suatu pagi, datanglah seorang anak muda yang sedang dirundung banyak masalah. Langkahnya gontai dan air muka yang ruwet. Tamu itu, memang tampak seperti orang yang tak bahagia. Tanpa membuang waktu, orang itu menceritakan semua masalahnya. Pak Tua yang bijak, hanya mendengarkannya dengan seksama. Ia lalu mengambil

Jangan Menyerah


Konon di satu saat yang telah lama berlalu, Elang dan Kalkun adalah burung yang menjadi teman yang baik. Dimanapun mereka berada, kedua teman selalu pergi bersama-sama. Tidak aneh bagi manusia untuk melihat Elang dan Kalkun terbang bersebelahan melintasi udara bebas. Satu hari ketika mereka terbang, Kalkun berbicara pada Elang,
"Mari kita turun dan mendapatkan sesuatu untuk dimakan. Perut saya sudah keroncongan nih!". Elang membalas, "Kedengarannya ide yang bagus".

Harta Dalam Tempayan Retak

Seorang tukang air memiliki dua tempayan besar, masing-masing bergantung pada kedua ujung sebuah pikulan yang dibawa menyilang pada bahunya. Satu dari tempayan itu retak, sedangkan tempayan satunya lagi tidak. Tempayan yang utuh selalu dapat membawa air penuh, walaupun melewati perjalanan yang panjang dari mata air ke rumah majikannya. Tempayan retak itu hanya dapat membawa air setengah penuh.

Menjaga Orangtua adalah Menjaga Masa Depan


Suatu ketika, ada seorang kakek yang harus tinggal dengan anaknya. Selain itu, tinggal pula menantu, dan anak mereka yang berusia 6 tahun. Tangan orangtua ini begitu rapuh, dan sering bergerak tak menentu. Penglihatannya buram, dan cara berjalannya pun ringkih. Keluarga itu biasa makan bersama di ruang makan. Namun, sang orangtua yang pikun ini sering mengacaukan segalanya.

Kisah Bijak dari Sri Lanka


Pada suatu hari, Mahadenamutta berjalan-jalan keluar-masuk kampung. Tanpa disadari, ia masuk ke sebuah kampung yang masyarakatnya dungu semua. Mahadenamutta menghentikan langkahnya ketika ia melihat seseorang sedang memotong dahan pohon.
Orang tersebut berada di atas pohon, duduk di dahan yang sedang ia potong dengan goloknya. Sementara itu, anak dan istrinya menunggu di bawah pohon.