Ayub 3 : 20 – 26; Yohanes 9 : 1 – 7
Manusia sebagai makluk berpikir membuatnya selalu
berusaha mencari jawab untuk mengerti demi memuaskan rasa ingin tahu dan tanya.
Tapi sampai kapanpun manusia tidak akan berhenti bertanya. Saat sakit, ditimpa
masalah dan kematian menerpa orang-orang benar, orang selalu pasang kata
‘mengapa’ dan berusaha mengerti. Kalau orang berdosa yang ditimpa kemalangan
maka kita tidak perlu bertanya mengapa karena ia menuai apa yang ditaburkannya.
Berbeda ketika kemalangan menimpa orang baik dan sepertinya tidak harus begitu.
Kalau apapun yang terjadi kita bilang terima saja itu juga sulit karena manusia
makluk beriman tapi juga makluk berpikir. Dan sebenarnya dengan menempatkan
tanya, bukan berarti bahwa itu tanda tiada iman.