14 November, 2017

Konflik Bisa Jadi Berkat

Filipi 2 : 5 - 7 

1.  Siapakah yang pernah berkonflik? Siapa yang suka atau sering berkonflik? Bagaimana penyelesaiannya?
Hampir mustahil orang terluput dari konflik karena di mana ada dua orang atau lebih, dengan isi kepala dan hati yang berbeda maka peluang terjadinya konflik terbuka.
Kamus bahasa Indonesia mendefinisikan konflik sebagai percecokan, perselisihan, atau pertentangan.
Kalau sampai ada dua orang steril dari konflik, maka kemungkinan yang terjadi adalah salah satu pihak begitu dominannya sehingga pihak yang satunya tidak berani mengungkapkan pemikiran dan perasaannya. Atau kedua belah pihak saling menjaga diri sedemikian rupa sehingga tidak terjadi konflik. Bagi mereka mungkin dengan tidak ada konflik baik namun itu juga berarti tidak akan ada pertumbuhan keintiman. Dan itu tidak sehat dalam sebuah relasi. Tanpa konflik relasipun tidak akan jadi baik.
2.    Konflik Tak Terhindarkan namun pilihan ada pada kita
Max Lucado mengatakan ‘Konflik tak terhindarkan, tetapi permusuhan menjadi pilihan.’
Konflik menjadi tak terhindarkan karena manusia berbeda dan tidak ada yang suka berkonflik namun konflik bisa membuat kita makin mengenal pandangan dan diri orang lain. Tentu saja konflik juga berujung permusuhan, kebencian dan antipati. Penyebab konflik berubah menjadi permusuhan adalah sikap orang yang berkonflik.
3.    Nasehat Paulus
Oleh karena pilihan sikap kita akan menentukan hasil akhir dari konflik maka Paulus memberi nasehat tentang ini.
-        Jemaat di Filipi sedang ada dalam konflik : mereka mencari kepentingan diri sendiri dan pujian yang sia-sia (ay.3a), tinggi hati dan tidak menganggap orang lain (3b), mementingkan kepentingan diri (ay.4).
-        Ay.5 “Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama....”
Pikiran dan perasaan Kristus Yesus itu seperti apa?
-        Ay.6-7 “yang walaupun dalam rupa Allah.....”
Paulus memakai peristiwa inkarnasi Kristus. Kristus yang setara dengan Allah, mengosongkan diri, dan mengambil rupa seorang hamba yang taat sampai mati, bahkan di atas kayu salib.
Pikiran dan perasaan Kristus adalah pikiran yang rela melepaskan hak demi mengerjakan kehendak Allah. Menaruh pikiran dan perasaan Kristus berarti  kesediaan untuk melepaskan hak kita demi maksud yang lebih besar, yakni mengerjakan kehendak Allah.
4.    Tujuannya : mengerjakan kehendak Allah
-        Ingatlah Roma 8:28, “Allah turut bekerja di dalam segala sesuatu...”
Konflik juga sarana Allah turut bekerja. Asal bukan kita yang cari hal lalu bilang itu kehendak Allah. Temukan kehendak Allah.
-       Tugas kita bukan mencegah semaksimal mungkin agar tidak terjadi. Tugas kita adalah mencegah agar konflik itu tidak berubah menjadi permusuhan.
-        Lepaskan hak untuk membalas
Hak membalas sering dianggap hak dalam konflik. Ketika orang merasa memiliki hak untuk membalas, maka konflik akan berlanjut dan terbuka kemungkinan berujung pada permusuhan. Kita bisa melepas “hak” membalas itu jika mempertimbangkan kepentingan yang lebih besar.
-        Harga diri dan nama baik penting tapi orang yang terlalu menjaganya akan menjadi orang yang paling menderita
Anda tidak bisa mengatur pikiran dan nilai rasa orang sehingga semua orang menjaga nama baik dan menghormati harga diri anda.
Mengikuti Tuhan Yesus harus dijalani dalam sikap ‘Pikul salib, sangkal diri dan ikut Aku’.
-         Berpusat pada Kristus.
Bukan berarti bahwa kemudian konlik terhindarkan. Konflik akan tetap ada namun bila kehendak Tuhan berada di atas segala perbedaan pendapat yang ada maka Kristus akan memakai konflik sebagai sarana untuk mengenal keunikan satu dengan yang lain demi terciptanya kehendak Allah, yakni terciptanya keluarga dengan relasi antara anggota di dalamnya yang semakin kuat dan semakin membangun, terciptanya persekutuan gereja yang saling memberkati.
-         Yang perlu diubah adalah kita dan bukan orang lain.
Bukan menuntut orang lain, tetapi terutama dan pertama tuntutan pada diri kita sendiri untuk memberi ruang bagi pikiran dan perasaan Kristus.
-        Manfaatkan konflik itu untuk makin mengenal satu dengan yang lain dengan lebih mendalam. - LM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar