Kisah Para Rasul 10:34-43
Sulit untuk
tidak membedakan orang di dalam kasih dan kebaikan pada zaman ini. Dunia
seharusnya terkejut ketika tsunami di Aceh, yang dipercayai sebagian orang
sebagai akibat penolakan orang Aceh terhadap perayaan natal dan ternyata
bantuan pertama yang sampai ke Aceh adalah dari Amerika yang dikumpulkan oleh
gereja-gereja di Amerika. Kapal pertama berisi berbagai bantuan dan tenaga
kemanusiaan justru dari orang-orang Kristen. Apa yang menyebabkan hal itu
terjadi? Mengapa orang Kristen mampu melakukan hal itu? Karena kita terpanggil
untuk tidak membedakan orang. Itulah hal yang membanggakan dari iman Kristen.
Kita
terpanggil untuk tidak membedakan orang. Dalam panggilan untuk tidak membedakan
manusia, sebenarnya berbuat baik dan melakukan kasih atas nama kemanusiaan saja
tidak cukup, melihat orang lain sebagai manusia yang sama saja tidak cukup. Allah
yang tidak membedakan manusia memanggil kita untuk melihat secara berbeda yakni
orang lain bukan hanya sesama seperti kita tetapi ingat : Di dalam diri mereka
ada cerminan Allah, di wajah mereka ada wajah Allah. Dr. Paul Brand, ahli bedah
dunia yang memberi perhatian pada orang kusta berkata,“Setiap kali saya
membedah seorang pasien, saya membedahnya dengan perasaan hati yang teriris,
sebab saya bukan saja sedang mengiris daging manusia, tetapi saya sedang
mengiris suatu bagian dari tubuh Tuhan yang sempurna, setiap kali saya melihat
raut sakit di muka mereka, saya menemukan raut sakit Yesus yang disalibkan,
sebab di wajah mereka ada wajah Tuhan.”
Sayangnya sisi
real kita adalah suka membedakan orang. Manusia pada dasarnya mudah membedakan
orang dalam perlakuan. Bangsa ini malah mau dibawa untuk saling membedakan
dalam perlakukan hanya karena agama, ras, golongan atau karena berbeda
pandangan. Kita suka membedakan karena ikatan keluarga. Membedakan karena nilai
rasa suka atau tidak suka. Rasa suka atau tidak suka sangat subyektif dan
kadang tanpa alasan yang cukup masuk akal. Orangtua juga membedakan dalam
memperlakukan anak kandungnya. Bahkan ada yang suka membedakan tanpa alasan.
Suka-suka saja.
Apa kata
alkitab tentang hal ini? Orang Yahudi membuat pemilahan yang jelas untuk
membuat pembedaan.
1.
Beda secara suku bangsa
Nilai diri sebagai bangsa yang istimewa membuat orang
Yahudi mengelompokkan orang di bukan Yahudi sebagai non-Yahudi. Kesan kata
non-Yahudi sepertinya biasa namun bagi orang Yahudi, istilah itu untuk
merendahkan.
2.
Beda haram halal
Orang Yahudi membuat pembedaan yang tegas antara yang
halal dan haram, yang najiz dan kudus. Yahudi sentris membuat mereka menilai
semua yang bukan Yahudi sebagai kafir dan segala hal yang bertentangan dengan
hukum Taurat adalah haram.
3.
Beda Yahudi dan non-Yahudi.
Selain kelompok Yahudi dan non-Yahudi, ada juga
kelompok proselit. Proselit dikelompokkan lagi menjadi:
-
Proselit sempurna (mereka yang dianggap telah
benar-benar menjadi Yahudi dan disunat) dan
-
Proselit sebagian atau proselyte of the gate (Mereka tidak disunat dan hanya menaati
beberapa hukum moral Yahudi.
Kornelius dikelompokkan dalam semi proselit.
Petrus ada
dalam kebingungan cara pandang orang Yahudi. Petrus mulanya masih ada pada pola
pemahaman ini. Lalu Petrus diubahkan dengan pola pandangan yang baru ketika Tuhan
mengutusnya ke rumah Kornelius.
Yesus adalah
Allah yang tidak membedakan sejak semua. Haruskah Kita Membedakan Sesama? Kalau
ada kecenderungan dalam diri untuk memberdakan manusia maka ingatlah :
1.
Kita yang adalah seteru bagi Allah tapi Allah
tidak membedakan kita dalam anugerah kasih-Nya
Dosa membuat kita menjadi seteru Allah (Bdg.Rm.5:10).
Keinginan daging adalah perseteruan dengan Allah (Rm.8:) namun Allah tetap
mengasihi kita dan tidak mengingat dosa-dosa kita
2.
Allah tidak membedakan manusia
Semua manusia sama di hadapan Allah. Allah tidak
memandang muka (Gal.2:6)
3.
Allah menjadikan semua manusia sempurna dalam
pandangan Allah.
-
Manusia seluruhnya sempurna secara fisik
Apakah orang yang menurut ukuran manusia secara umum
dapat dikatakan bahwa Allah menciptakan dia tidak sempurna? Benarkah? Maka
lihatlah motivator dunia Nick Vujicic, ia lahir dengan tanpa kaki dan lengan. Ia
menulis dengan dua ibu jari yang muncul pada satu kakinya, ia belajar mengetik
dengan tumit dan jarinya, dia bisa bermain tenis, dia bisa mengambil air, dia
bisa berenang, dia menikah, dia punya anak yang sehat. Hidupnya sempurna. Bagi Nick,
bentuk tubuhnya sempurna.
-
Sempurna dalam talenta
Semua diberi talenta yang berbeda namun masing-masing
punya kewajiban mengerjakan talentanya
-
Sempurna dalam kesempatan
Semua diberi kesempatan. Setiap hal dalam hidup adalah
kesempatan yang baik untuk maju lebih sempurna
-
Sempurna dalam berkat
Dengan demikian
maka lihatlah sesamamu sebagai cerminan Allah. Melihat sesama sebagai cerminan
Allah menghindarkan diri kita dari melulu melihat kelemahan orang lain sehingga
ia pantas tidak dikasihi dan tidak dihargai. Melihat orang sebagai cerminan
Allah memungkinkan kita melihatnya sebagai sosok sempurna untuk dikasihi dan
dihormati. Ingatlah semua orang punya kelebihan dan kekurangan bahkan di dalam
kelemahan kuasa Tuhan semakin sempurna. Itulah jangan heran, orang bisa secara
fisik cacat namun mampu melakukan hal melebihi orang yang tubuhnya sempurna. Lakukanlah
kepada orang lain seperti anda sendiri ingin diperlakukan. Seruan ini
sederhana. Hormatilah sesama seperti kita mau dihormati. Kasihilah seperti kita
mau dikasihi. Berhati-hati dengan kesombongan rohani. Setiap upaya mencari
kesalehan hidup dapat membuat orang jatuh pada kesombongan rohani sehingga
merendahkan orang lain yang dianggap tidak cukup rohani. Orang Yahudi
menganggap dirinya istimewa karena pemilihan Allah yang istimewa atas mereka
dan akhirnya mereka merendahkan bangsa lain sebagai bangsa kafir. Semakin
mereka berusaha melakukan hukum Taurat, semakin mereka jatuh pada membedakan
manusia dalam kelompok kafir dan kudus.
Ingatlah Allah
tidak membedakan orang. Kasih Allah adalah anugerah bagi setiap orang. Setiap
upaya untuk mengerjakan keselamatan sendiri bisa jadi tidak membawa orang
kepada Allah. Anda tidak bisa mengerjakan keselamatan dengan upaya setengah
mati berusaha supaya berkenan kepada Allah. Anda hanya perlu mengasihi Allah di
atas segalanya dan mewujudkan dengan mengasihi sesama. Yang membedakan kita
adalah pembenaran dari Allah karena iman dan percaya kira kepada-Nya. #
Terima kasih bu pendeta untuk pencerahannya
BalasHapus