Di suatu desa hiduplah seorang petani miskin, di gubuk
tua itu ia hidup berdua bersama istrinya. Suatu hari ia meminta ijin kapada
istrinya untuk bertandang ke rumah pendeta mereka yang tinggal di desa tetangga
yang jauh. Ia ingin membawakan ole-ole untuk pendeta namun mereka tidak punya
apa-apa yang cukup pantas untuk dibawa. Saat akan pergi, istinya ingat akan
singkong yang masih
tersimpan untuk mereka makan. Oleh karena kasih maka si
istri memberikan dua pikul singkong untuk dibawa oleh suaminya sebagai ole-ole.
Sesampainya di rumah pendeta, si petani memberi
ole-ole singkong itu dan mereka saling menanyakan kabar serta berbagi cerita
hidup. Pendeta segera menyadari bahwa keadaan ekonomi si petani tetap sulit. Tanpa
sadar hari semakin sore dan petani pamit pulang. Kepada petani, pendeta
memberikannya 2 ekor kambing untuk dibawa pulang dan dipelihara demi kehidupan
mereka. Pendeta hanya punya 2 ekor kambing tapi karena belas kasihan maka ia
memberikannya kepada petani.
Sesampai dirumah istri petani senang sekali dan sangat
berterima kasih atas pemberian pendeta.
Cerita itu segera meluas karena diceritakan sebagai
kesaksian indah dari petani dan istrinya.
Tetangga si petani yang mendengar itu berpikir dalam
hati.
Muncul dalam benak sahabatnya, hanya dengan membawa
dua pikul singkong dan pendeta memeri ganti dua ekor kambing. “Kalau bawa dua
ekor kambing maka pasti akan dapat ganti dua ekor sapi,” pikir tetangga dalam
hati sambil berhitung keuntungan.
Keesokan harinya sahabat itu pergi ke rumah pendeta dengan membawa dua ekor kambing. Pendeta senang sekali dan melihat itu sebagai berkat pengganti yang ajaib. Bagaimana ia hanya punya dua ekor kambing dan ia memberikan semuanya kepada si petani dan hanya berselang satu hari ia mendapatkan gantinya. Malah kambing yang lebih gemuk. Dalam hati pendeta berpikir, “Tuhan baik.”
merekapun bercerita hingga si tetangga harus pulang. Pendeta ingin membalas kebaikan si tetangga namun ia tidak punya apa-apa lagi selain 2 pikul ubi yang dibawa oleh petani yang belum ia sentuh. Ia lalu memberikan semua kepada si tetangga sambil berterima kasih.
Keesokan harinya sahabat itu pergi ke rumah pendeta dengan membawa dua ekor kambing. Pendeta senang sekali dan melihat itu sebagai berkat pengganti yang ajaib. Bagaimana ia hanya punya dua ekor kambing dan ia memberikan semuanya kepada si petani dan hanya berselang satu hari ia mendapatkan gantinya. Malah kambing yang lebih gemuk. Dalam hati pendeta berpikir, “Tuhan baik.”
merekapun bercerita hingga si tetangga harus pulang. Pendeta ingin membalas kebaikan si tetangga namun ia tidak punya apa-apa lagi selain 2 pikul ubi yang dibawa oleh petani yang belum ia sentuh. Ia lalu memberikan semua kepada si tetangga sambil berterima kasih.
Kawan, sebaiknya kalau mau memberikan sesuatu kepada orang lain, lakukan dengan tulus dan jangan mengharapkan balasan. Biar Tuhan yang membalas kebaikanmu. Matius 5 : 7 - Berbahagialah orang yang murah hatinya , karena mereka akan beroleh kemurahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar